Kemenkes Hebat, Indonesia Sehat

Kemenkes Hebat, Indonesia Sehat

Global Meeting on Infectious Diseases: PERTEMUAN LEBIH DARI 30 NEGARA UNTUK MEMPERKUAT KETAHANAN GLOBAL TERHADAP ANCAMAN PENYAKIT MENULAR

80

Dalam tiga dekade terakhir, kemunculan penyakit menular baru cenderung meningkat. Penyakit zoonosis,penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya, berpotensi menyebabkan wabah penyakit berbahaya dan menular.Demikian disampaikan oleh Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH dalam sambutannya di acara pembukaan Global Meeting on Infectious Diseases, di Hotel Shangri-La, Jakarta(20/8).

“Fokus pertemuan ini adalah bagaimana dunia harus menghadapi risiko wabah zoonosis. Berbagai pengalaman berharga menghadapi masalah zoonosis dari berbagai negara akan disampaikan dan didiskusikan oleh para ahli guna memperkuat kerjasama regional dan global,” papar Menkes.

Peningkatan penyakit menular baru,disebabkan oleh berbagai faktor seperti perubahan iklim global, penggunaan pestisida dan antimikroba, peningkatan kontak antara manusia dan hewan, serta perubahan gaya hidup. Belum lama ini dunia menghadapi penyebaran flu burung (H7N9 influenza) dan MERS CoV. Dan saat ini, dunia sedang menghadapi wabah Virus Ebola yang berasal dari kawasan Afrika Barat, khususnya di Guinea, Liberia, Sierra Leone, dan Nigeria. Wabah ini telah ditetapkan sebagai Status Darurat Kesehatan Internasional oleh World Health Organization (WHO) pada 7 Agustus 2014.

Oleh karena itu, pencegahan dan pengendalian zoonosis membutuhkan upaya kolaborasi dari berbagai pemangku kepentingan (stakeholder). Tidak saja menjadi tanggung jawab pemerintah, pengendalian penyakit zoonosis sangat memerlukan peran sektor swasta, akademisi, praktisi, organisasi profesi, dan Lembaga Swadaya Masyarakat.

Sebagai tindak lanjut dari inisiatifGlobal Health Security Agenda (GHSA), pertemuan ini dihadiri oleh perwakilan dari 37 negara. DiantaranyaArgentina, Australia, Azerbaijan, Bangladesh, Bhutan, Kamboja, Kanada, Tiongkok, Mesir, Finlandia, Perancis, Georgia, Jerman, Italia, Jepang, Kenya, Malaysia, Nepal, Belanda, Norwegia, Oman, Portugal, Korea Selatan, Arab Saudi, Singapura, Afrika Selatan, dan Spanyol.

Pada acara penyambutan satu malam sebelumnya, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, HR. Agung Laksono juga menyampaikan pengalaman pentingnya kerjasama multisektor dalam pengendalian zoonosis di Indonesia. “Melalui Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis, Indonesia telah mengimplementasikan pendekatan One Health. Hasil implementasiOne Health selama 2011 hingga 2013 berhasil mengurangi kejadian 6 jenis penyakit zoonosis yakni rabies, flu burung (H5N1), Antrax, Leptospirosis, Plague dan Brucellosis,”ujar Menko Kesra.

Brucellosis merupakan penyakit zoonosis menular yang disebabkan bakteri brucella. Di Indonesia dikenal sebagai penyakit reproduksi menular pada ternak. Brucellosis sangat mempengaruhi produktivitas sapi. Saat ini beberapa Provinsi sudah berhasil dibebaskan dari Brucellosis. Sebagai Ketua Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis, Menko Kesra berharap ke depan Indonesia dapat mencukupi kebutuhan daging sapi untuk masyarakatnya.

Lebih lanjut Menteri Pertanian menyampaikan bahwa komitmen pencegahan dan pengendalian zoonosis telah berjalan dengan baik khususnya di dua sektor utama yaitu kesehatan masyarakat dan kesehatan hewan.

Sementaraitu,perwakilan khusus United States Agency for International Development (USAID) untuk Ketahanan Kesehatan Global, Dr. Dennis Carroll memaparkan bahwa pertemuan ini diadakan untuk mempercepat aksi untuk kelanjutan Ketahanan Kesehatan Global lima tahun ke depan. “Melalui GHSA, kita berharap dapat menyatukan pandangan umum dan cara dari berbagai negara dalam mengurangi penyebaran dan dampak dari penyakit menular dan epidemi. GHSA diharapkan dapat memperkuat kemampuan seluruh dunia dalam mendeteksi lebih cepat, mencegah, dan merespons wabah penyakit secara efektif,” pungkas Dr. Carroll.

GHSA dicanangkan di Washington DC dan Gedung PBB Genewa secara bersamaan pada tanggal 13 Februari 2014. Pertemuan GHSA pertama dilaksanakan pada tanggal 5-6 Mei 2014 di Helsinki, Finlandia. Pada awalnya, inisiatif GHSA digagas oleh Amerika Serikat dan negara-negara maju dengan melibatkan multi-stakeholders dan multi-sektoral. Selain itu, GHSA juga didukung organisasi dunia dibawah PBB, diantaranya World Health Organisation (WHO), Food and Agriculture Organisation (FAO), dan World Organisation for Animal Health (OIE).

Di Helsinki, GHSA membahas rancangan GHSA Action Packages and commitments yang diharapkan dapat dijadikan rujukan bersama di tingkat global dalam mengatasi ancaman penyebaran penyakit infeksi. Komitmen ini antara lain juga dimaksudkan untuk memperkuat implementasi International Health Regulation-IHR yang telah dicanangkan WHO sebelumnya. Pada pertemuan itu, Indonesia menyatakan menjadi prakarsa kerjasama dan bersedia menjadi tuan rumah pertemuan pada tahun 2014 ini.

Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi:

1. Kementerian Kesehatan
Pusat Komunikasi Publik
Telp: 6221 52907416
Fax : 6221 52960661

2. Kementerian Pertanian
Humas Ditjen Peternakan Dan Kesehatan Hewan
Telp : 6221 7815582
Fax : 6221 7815583

3. Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat
Biro Informasi dan Persidangan
Telp / Fax : 6221 3453289

4. USAID
Joy Sakurai
sakuraijm@state.gov

Previous Article
Hari Anak Nasional 2024, Masyarakat Harus Pahami Karakteristik TBC
Next Article
Kenali Lebih Dalam Resistansi AMR

MINISTRY OF HEALTH RELEASE


KALENDER KEGIATAN

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 4-9
Jakarta Selatan 12950
Indonesia

Ikuti Kami:

© 2024